Tuesday, July 29, 2008

Baju Adat Bugis-Baju Bodo

Baju bodo adalah baju adat Bugis-Makassar yang dikenakan oleh perempuan. Sedangkan Lipa' sabbe adalah sarung sutra, biasanya bercorak kotak dan dipakai sebagai bawahan baju bodo.

Konon dahulu kala, ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang mengenakannya.
1. Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun.
2. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun.
3. Warna merah darah untuk 17-25 tahun.
4. Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun.
5. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan
6. Warna ungu dipakai oleh para janda.

Selain peraturan pemakaian baju bodo itu, dahulu juga masih sering didapati perempuan Bugis-Makassar yang mengenakan Baju Bodo sebagai pakaian pesta, misalnya pada pesta pernikahan. Akan tetapi saat ini, baju adat ini sudah semakin terkikis oleh perubahan zaman. Baju bodo kini terpinggirkan, digantikan oleh kebaya modern, gaun malam yang katanya modis, atau busana-busana yang lebih simpel dan mengikuti trend.

Walau dengan keterpinggirannya, Baju bodo kini tetap dikenakan oleh mempelai perempuan dalam resepsi pernikahan ataupun akad nikah. Begitu pula untuk passappi'-nya (Pendamping mempelai, biasanya anak-anak). Juga digunakan oleh pagar ayu.


Dari berbagai sumber)


Poppy Selviani Gusriharso

Monday, July 28, 2008

Sasirangan




Suku Banjar di Kalimantan Selatan memiliki kain khas yang dikenal dengan nama “Sasirangan
Kain ini umumnya digunakan sebagai kain adat yang biasa digunakan pada acara-acara adat suku Banjar. Kata sasirangan berasal dari kata menyirang yang berarti menjelujur, karena dikerjakan dengan cara menjelujur kemudian diikat dengan tali raffia dan selanjutnya dicelup, hingga kini sasirangan masih dibuat secara manual.

Menurut sejarahnya, Sasirangan merupakan kain sakral warisan abad XII saat Lambung Mangkurat menjadi patih Negara Dipa. Awalnya sasirangan dikenal sebagai kain untuk “batatamba” atau penyembuhan orang sakit yang harus dipesan khusus terlebih dahulu (pamintaan) sehingga pembutan kain sasirangan seringkali mengikuti kehendak pemesannya. Oleh karena itu, Urang Banjar seringkali menyebut sasirangan kain pamintan yang artinya permintaan. Selain untuk kesembuhan orang yang tertimpa penyakit, kain ini juga merupakan kain sakral, yang biasa dipakai pada upacara-upacara adat.

Seperti halnya kain batik, sasirangan juga mempunyai berbagai macam motif bahkan beberapa diantaranya telah diakui pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM. Motif-motif tersebut antara lain Hiris Pudak (irisan daun pudak), Bayam Raja (daun bayam), kulit karikit(jamur kecil), Ombak Sinapur Karang (ombak menerjang batu karang), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), sarigading, kulit kayu, naga balimbur (ular naga), jajumputan (jumputan), turun dayang (garis-garis), kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), daun jaruju (daun tanaman jaruju), kangkung kaombakan(daun kangkung), sisik tanggiling, kambang tanjung (bunga tanjung) dan masih banyak lagi motif-motif lainnya. Sekarang bahkan banyak motif-motif baru yang bermunculan yang membuat kain sasirangan semakin variatif. Bedanya, kain sasirangan tidak dapat diproduksi secara massal seperti kain batik.

Harga kain sasirangan ditentukan oleh jenis kain dan motif kain semakin sulit motif maka semakin mahal juga harganya. Beberapa jenis kain yang biasa digunakan antara lain, santung, katun, sutera, yuyur, dan satin. Untuk kain sutera pun terbagi dalam dua jenis yaitu sutera grand (sutera kelas II) dan sutera super (sutera kelas satu).

Jika sedang melancong ke Banjarmasin jangan lupa untuk berbelanja kain Sasirangan ini. Ada beberapa toko sasirangan yang bisa dikunjungi untuk bisa memperoleh sasirangan yang cantik, coba saja mampir mampir ke Sahabat Sasirangan yang punya beberapa cabang antara lain di Jl. A. Yani, Duta Mall, Banjarbaru dan Kalimantan. Ada satu tips bila berbelanja di Sahabat Sasirangan, jangan terkecoh dengan label harga yang ditempel di kain, karena biasanya kita bisa mendapatkan diskon dari label harga. Tidak jauh dari Sahabat Sasirangan Jl. A. Yani, kita bisa mampir ke Citra Sasirangan yang letaknya jadi satu dengan Citra Pasaraya, disini kita bisa mendapatkan sasirangan cantik dengan harga pas. Ada satu lagi toko sasirangan yang menarik dikunjungi yaitu “Irma Sasirangan” di seberang masjid, toko yang satu ini sudah terkenal seantero banjarmasin karena sering mengikuti pameran ke berbagai daerah bahkan sampai keluar negeri, soal kualitas juga tidak diragukan lagi, berbagai macam variasi sasirangan dapat diperoleh di toko ini antara lain selendang, jilbab, mukena dan lain-lain. Kalo berbelanja ke toko ini jangan lupa minta diskon, karena biasanya penjual akan memberi kita diskon 10%. Lumayan kan… apalagi kalo beli banyak…..

Ada beberapa tips untuk merawat sasirangan, yang pasti pisahkan sasirangan saat kita mencuci untuk pertama kalinya agar kain yang lain tidak kelunturan karena terkadang sasirangan bisa luntur. Jangan jemur sasirangan di bawah sinar matahari langsung agar warnanya tetap awet. Karena kain sasirangan dibuat dengan teknik jelujur, untuk membuat motif biasanya digunakan pensil atau bolpoin, nah untuk menghilangkan bekasnya bisa digunakan jeruk nipis, tapi sebaiknya dicoba pada bagian-bagian yang tidak terlihat lebih dulu, karena ada jenis-jenis kain sensitif.

Sumber: dari berbagai sumber

Poppy Selviani Gusriharso

Monday, July 21, 2008

Dari Ramli untuk Indonesia


Kembali, designer kita Ramli mengeluarkan design terbarunya yang terinspirasi dari keindahan kain batik Nusantara. Kali ini corak batik yang dipilih Ramli lebih unik dan tidak hanya mengeksplorasi kekayaan batik Solo, Jogya atau Cirebon. Ramli juga memilih, Kain besurek batik dari Bengkulu, Batik Sampang dari Madura dan Batik Betawi.

Batik basurek motifnya berangkat dari huruf kaligrafi, sekilas kita akan melihtanya seperti tulisan kaligrafi tetapi tanpa arti khusus. Dari Lampung, batik dikombinasikan dengan sulam tapis, dari Madura muncul batik daerah Sampang berbahan sutra dan katun, dan dari Jakarta muncul batik bermotif baru.

”Saya mendapat batik bertema Ciliwung, Cincau, Tangkiwood, Burung Hong, sampai Lereng Ondel-ondel,” kata Ramli yang pergelarannya bekerja sama dengan Dekranasda DKI Jakarta.

Motif batik Betawi tersebut ciptaan Badan Pengelola Lingkungan Industri dan Permukiman (BPLIP) Pulo Gadung, saat ini ada 24 motif. Husaini dari BPLIP mengatakan, motif baru itu inspirasinya dari cerita rakyat (folklore) Betawi.

Motif Cincau, yang namanya menggambarkan minuman berbahan daun cincau, berwarna hijau muda dengan motif seperti pucuk rebung kuning, dipadu kembang asem latar cokelat. Idenya, penjual cincau kerap beristirahat di bawah pohon asam.

Motif Burung Hong, burung bersifat mitologi, menggambarkan pengaruh China, sementara motif Tangkiwood idenya berasal dari perkampungan para artis Betawi yang masih berjaya hingga tahun 1980-an. Motif Ciliwung menggambarkan aliran sungai dengan ganggang dan ikan, sedangkan Lereng Ondel-ondel berasal dari atraksi khas Betawi.










Favoritku adalah kain besurek yang didesign menjadi rok yang anggun, dipadu dengan blus kebaya yang cantik sekali dengan inspirasi busana Melayu Sumatra.

Berbagai Sumber.

Poppy Selviani Gusriharso